Ilmu
Grafis
Tutorial Tipografi
Type Measurement atau Pengukuran
Huruf pada Tipografi membahas
penggunaan point, pica, leading, kerning, tracking, baseline dan lain
sebagainya. Type Measurement selain dipakai sebagai alat untuk mengatasi
readability juga menangani legibility sebuah
tulisan atau
huruf sehingga nyaman dan mudah dibaca dengan susunan yang
dapat diubah-ubah.
Sistem pengukuran atau type measurements ini
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Relative Measurement
Tiga dasar sistem pengukuran Relative
Measurement dalam tipografi
adalah: point (biasa disingkat dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit.
Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk
mengukur panjang baris. Pengukuran dari lebar persatuan huruf serta jarak antar
huruf dihitung dengan satuan unit.
Secara umum gambar type
measurements
Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses
yang menggunakan teknologi phototypesetting dan digital composition – teknologi
yang digunakan untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan
hasil cetak yang tajam dan presisi. Pada tahun 1737, Pierre Fournier, seorang
pembuat huruf (type founder) dari Paris menemukan sistem pengukuran huruf dalam
satuan point.
Gambar Relative
Measurements
Sistem pengukuran huruf yang lain
diperkenalkan 40 tahun kemudian oleh Francois Ambroise Didot dari Perancis.
Acuan yang dipakai sekarang adalah sistem Anglo-Saxon dengan perhitungan 72 pt
setara dengan 1 inch atau 2,539 cm. Sistem pengukuran tipografi
tersebut berawal dari teknik
cetak movable type yang pada perkembangan berikutnya diciptakan standarisasi
pengukuran dan satuannya
2. Spacing Measurement
Secara umum gambar spacing
measurements
Didalam Spacing measurement ini digunakan
satuan pengukuran, yaitu :
Kerning
Pengukuran jarak antar huruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 unit.
Pengukuran jarak antar huruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 unit.
Leading
Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.
Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.
Tracking
Pengukuran jarak antar huruf dalam satu kata, kalimat atau tulisan tertentu.
Pengukuran jarak antar huruf dalam satu kata, kalimat atau tulisan tertentu.
Baseline Shift
Sebuah baseline shift digunakan untuk mengukur jarak antara huruf dan basline (letak paling bawah dari sebuah huruf, biasanya membentuk garis) ke atas atau kebawah
Sebuah baseline shift digunakan untuk mengukur jarak antara huruf dan basline (letak paling bawah dari sebuah huruf, biasanya membentuk garis) ke atas atau kebawah
Left Align
Pengukuran huruf yang memungkinkan sebuah tulisan dapat menjadi rata kiri
Pengukuran huruf yang memungkinkan sebuah tulisan dapat menjadi rata kiri
Center Align
Pengukuran huruf yang memungkinkan sebuah tulisan dapat menjadi rata tengah
Pengukuran huruf yang memungkinkan sebuah tulisan dapat menjadi rata tengah
Right Align
Pengukuran huruf yang memungkinkan sebuah tulisan dapat menjadi rata kanan
Pengukuran huruf yang memungkinkan sebuah tulisan dapat menjadi rata kanan
Justify
Pengukuran huruf yang memungkinkan sebuah tulisan dapat menjadi rata kiri dan kanan
Pengukuran huruf yang memungkinkan sebuah tulisan dapat menjadi rata kiri dan kanan
Perkembangan Tipografi
Apa itu tipografi? Bagi sebagian orang kata-kata
tipografi terasa masih asing banget buat di dengar sehari-hari. Padahal tiap
hari, tiap menit kita pasti menemukan tipografi di setiap sudut kehidupan. Di
jalan saat membaca reklame, saat membaca poster di papan madink, membaca novel
kesukaan, graffiti-gfraffiti jalanan,
dan sebagainya. Yup bener banget. Tipografi adalah ilmu yang mempelajari
tentang huruf. Dalam dunia design bisa di artikan lebih luas lagi yaitu ilmu
tentang bagaimana kita memilih,dan
menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada
ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat
menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Tipografi sendiri
sebenarnya sudah ada dari sejak bangsa-bangsa Mesir, Viking, Indian, dan
Norwegia dalam bentuk pictogram. Apa lagi tuh pictogram? Pictogram itu adalah
gambar-gambar yang di ukir di dalam Goa atau batu yang merupakan symbol-simbol
yang masing-masing memiliki arti.
Semenjak itu seiring perkembangan zaman yang semakin modern,
pictogram-pictogram tersebut juga berevolusi menjadi huruf-huruf yang sekarang
kita pakai untuk menulis.
Indonesia sendiri sangat kaya dengan beragam keunikan
aksara-aksara yang berasal dari berbagai daerah Jawa, , Bugis, dan batak, dll.
Hal ini di manfaatkan dengan baik oleh para desainer untuk mengembangkan unsur etnik
tradisional ke tipografi modern. Meski
Indonesia sendiri sebenarnya belum terdengar nama-nama tokoh
berpengaruhnya dalam bidang Tipografinya, tapi tidak terbatas hanya di situ
saja. Meski tokoh-tokoh berpengaruh nya belum ada, Font-font unik karya Desainer
Indonesia telah bertebaran dimana-mana. Tipografi pun tetap menjadi unsur
penting dalam membuat suatu desain.
Font aksara jawa yang ini sudah
dimodifikasi agar lebih readable.
Sayangnya lagi, jenis font ini tidak memiliki desain angka. Tetapi terlepas
dari kekurangannya, desain font ini memang Indonesia banget.
Diuat oleh Suryo Wahono. Desain font yang biasanya
dipakai di rumah makan minang ini rapi dan lumayan lengkap (huruf besar dan
kecil, angka, serta beberapa tanda baca). Sangat mencirikan rumah adat Sumatera
Barat.
Desainer: Fizzetica DepokAsiana TypeFoundry
Boleh dibilang desain font ini
memiliki unsur modern-tradisional. Bentuk hurufnya modern dan diperkaya dengan
pola batik. Meskipun kurang read-able,
desain font ini cukup unik.
Dibuat oleh Gregorius Wisnu.Kalau dilihat
sekilas, desain font ini sedikit mirip dengan huruf Hanacaraka. Karakter pada
font ini juga sudah lumayan lengkap.